Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dengan panggilan akrabnya
Jokowi segera mempersiapkan Enam Program
Atasi Banjir Jakarta sebagai berikut :
1. Dipercepatnya normalisasi Kali Ciliwung seluas 50 sampai
60 meter.
2. Normalisasi Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter yang persiapannya sudah siap.
3. Pembuatan sodetan dari Jalan Otista, Jakarta Timur menuju Kanal Banjir Timur (KBT).
4. Pembangunan waduk-waduk besar di Ciawi dan Cimanggis, guna menampung air yang mengalir dari hulu.
5. Mega Proyek Deep Tunnel atau terowongan multifungsi yang kini masih dalam kajian yang mendalam.
6. Pembangunan pompa-pompa air untuk menyedot genangan air yang lima hari belakangan ini merendam sejumlah daerah di Jakarta Utara.
2. Normalisasi Kali Pesanggrahan, Kali Angke, dan Kali Sunter yang persiapannya sudah siap.
3. Pembuatan sodetan dari Jalan Otista, Jakarta Timur menuju Kanal Banjir Timur (KBT).
4. Pembangunan waduk-waduk besar di Ciawi dan Cimanggis, guna menampung air yang mengalir dari hulu.
5. Mega Proyek Deep Tunnel atau terowongan multifungsi yang kini masih dalam kajian yang mendalam.
6. Pembangunan pompa-pompa air untuk menyedot genangan air yang lima hari belakangan ini merendam sejumlah daerah di Jakarta Utara.
Cara menanggulangi Banjir :
1. Memfungsikan Sungai dan selokan air
sebagaimana funginya.
Fungsi
sungai dan selokan adalah tempat aliran air, jangan sampai berubah fungsi
menjadi tempat sampah. Hal ini juga berarti membersihkan drainase
dibawah bagunan dan jalan raya.
Salah satu rencana Pemprov DKI untuk menanggulangi masalah banjir ini yakni proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) atau pengerukan sungai yang didanai oleh Bank Dunia. Proyek pembangunan ini akan segera direalisasikan pada tahun 2012 ini. Ke-10 sungai yang akan dikeruk itu yakni, Sungai Grogol, Sungai Sekretaris, Sungai Krukut, Sungai Cideng, Sungai Pakin, Sungai Kali Besar, Sungai Ciliwung, Sungai Gunung Sahari, Sungai Sentiong dan Sungai Sunter.
Adapun empat
waduk yang akan dikeruk yaitu, Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Waduk Sunter
Selatan dan Waduk Sunter Timur II. Sementara kanal yang akan dikeruk yakni,
Kanal Banjir Barat (KBB).
.
2. Larangan Membuat Pemukiman dekat Sungai.
Biasanya
para pendatang yang ingin mengadu nasib di kota metropolitan membangun
pemukimannya di pinggiran sungai karena sudah tidak ada lahan lagi.
Keberadaan mereka terkadang tidak memberikan peningkatan perekonomian.
Inilah alasan bagaimana pemerintah harus membuat larangan untuk tidak membangun
pemukiman di dekat sungai dan melarang orang-orang yang tanpa tujuan tidak
jelas datang ke Jakarta dalam jangka waktu yang lama.
Salah satu
usaha pemerintah untuk menanggulangi Pemukiman liar di Bantaran kali Ciliwung
Adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono
menyatakan, pemerintah akan menggulirkan dana sebesar Rp 7 triliun untuk
membangun rumah susun umum sewa (rusunawa) di bantaran Sungai Ciliwung.
3. Menanam Pohon. Sebagai warga Jakarta
yang baik, pasti kita mendambakan Jakarta hijau dan langit Jakarta yang biru.
Hal ini dapat terwujud apabila semua warga menanam pohon dipekarangan rumah dan
kantor masing-masing. Semua lahan yang ada, ditata dan ditanami pohon dengan
baik. Alhasil Jakarta akan Nampak lebih asri karena Pohon adalah peneralisasi
polusi udara di siang hari dan sebagai pengikat air di saat hujan melalui
akar-akarnya.
Contohnya
adalah Mengawali 2012, Pemprov DKI Jakarta bersama Komando Pasukan Khusus
(Kopassus) TNI Angkatan Darat menanam pohon sebanyak 20 ribu bibit pohon di
bantaran Kali Ciliwung, Beragam jenis pohon seperti, pohon Kayu Afrika,
trambesi, pohon nyamplung, pohonmahoni, pohon mangga, pohon rambutan dan lain
sebagainya ditanam di kawasan sepanjang bantaran kali Ciliwung. Usaha ini
dilakukan untuk mencegah banjir serta menghijaukan Jakarta.
4. Selain membuang sampah pada tempatnya,
maka dapat dilakukan juga pemilahan antara sampah organic dan non organic
Sampah organic
dari rumah tangga dapat dimanfaatkan untuk pupuk organic, langsung dapat
ditaruh di pot-pot tanaman dan cepat teruarai.
Sedangkan
sampah non organic dapat dikumpulkan dan dimusnahkan secara bersamaan untuk
mengurangi polusi udara dan tanah.
Tidak kalah
pentingnya untuk atasi banjir Jakarta yaitu memperketat penanaman batu untuk
wilayah Jakarta (memperketat Izin Mendirikan Bangunan), mewajibkan setiap
warganya menyisakan halaman rumahnya, gedungnya, perusahaannya untuk peresapan
air langsung ke tanah. Begitu juga secepatnya merealisasikan perpindahan Ibu
Kota Indonesia, dengan perpindahan ibu kota tersebut sentra-sentra akan sedikit
beralih ke Ibu kota yang baru.(Biasanya anak selalu mendekati ibunya).
Sumber : Berbagai sumber
No comments:
Post a Comment
Mohon Perhatiannya yang ingin berkomentar :
1. Berkomentarlah yang baik dan sopan
2. Tidak dianjurkan meletakan link hidup
3. Disarankan berkomentar sesuai postingan
4. Mohon bershabar apabila komentar belum admin balas
5. Dianjurkan berkomentar menggunakan alamat Url untuk Backlink