Space Iklan

Tuesday, April 23, 2013

Beras Ketan : Material yang digunakan dalam pembuatan Tembok Raksasa Cina



Saling Indonesia. Beras Ketan yang kita kenal sebagai bahan baku untuk pembuatan tape, cukup terkenal makanan yang terbuat dari beras ketan dibungkus daun jambu, dapat menjadi tape karena beras dicampur dengan ragi yang didiamkan beberapa hari dalam tempat tertutup, setelah mateng betul dapat langsung di makan.

Sekitar 1.500 tahu yang lalu tukang batu Cina yang menggunakan mortir pertama komposit dunia dibuat dengan bahan organic dan anorganik. Cukup menarik salah satu bahan penting dalam mortar ini adalah beras ketan.

Menurut penelitian nasi sup Cina kuno digunakan ketan dicampur dengan kapur untuk membuat mortar super kuat yang digunakan untuk mengikat dan mengisi kesejangan antara batu bata dan batu. Beras ketan dimasak sup dan kapur. Beberapa tembok kota, pagoda, dan makam dibuat dengan menggunakan formula tersebut, sekarang bangunan yang menggunakan formula tersebut masih utuh dan tahan terhadap kerusakan waktu.

Material yang digunakan untuk membuat tembok raksasa beda-beda sesuai periode dinasti. Sebelum batu bata ditemukan, tembok besar dibuat dari tanah, batu dan kayu. Karena pembangunannya selalu membutuhkan sumber daya yang banyak, para pekerja memanfaatkan bahan-bahan yang seadanya. Saat melewati gunung, batu gunung akan digunakan. Pada saat membangun di tanah datar, tembok dibuat dari tanah yang digemburkan dan jika melewati padang gurun, bahan yang digunakan adalah rerumputan campur pasir dan ranting-ranting pohon konifer. Tembok dari bahan ini rapuh, mudah ditembus dan cepat hancur.

Pada masa Dinasti Qin, teknologi belum maju, sehingga material yang digunakan adalah tanah atau tanah campur kerikil. Pada masa itu struktur benteng belum didirikan. Beberapa bagian tembok hanya terdiri dari gundukan batu-batu besar.

Pada masa Dinasti Han, bahan tanah dan batu seperti masa sebelumnya masih umum digunakan.
Pada masa Dinasti Tang, batu bata sudah diproduksi. Namun, karena mahal, hanya terbatas pada gerbang kota dan tembok yang dekat.

Baru pada zaman Dinasti Ming, teknologi pembangunan tembok sudah lebih maju. Namun, baru pada pertengahan periode dinasti tersebut batu bata berkualitas diproduksi. Batu bata lebih baik daripada tanah atau batu kerikil karena lebih ringan, tahan beban dan lebih efektif dalam waktu yang cepat. Batu masih dipakai, terutama untuk fondasi, pinggiran luar dan dalam gerbang dikarenakan lebih kuat daripada batu bata. Adukan batu kapur dengan beras ketan efektif sebagai semen yang dapat merekatkan batu bata.

Sumber : Wikipedia dan berbagai sumber

Halaman ini terakhir diubah 04-11-2013 ( 146 view)

No comments:

Post a Comment

Mohon Perhatiannya yang ingin berkomentar :

1. Berkomentarlah yang baik dan sopan
2. Tidak dianjurkan meletakan link hidup
3. Disarankan berkomentar sesuai postingan
4. Mohon bershabar apabila komentar belum admin balas
5. Dianjurkan berkomentar menggunakan alamat Url untuk Backlink