Saling Indonesia. Harga kedelai
akhir-akhir ini naik hampir tembus per kilogram Rp. 10.000,00 hal ini
dikarenakan nilai tukar Dollar naik akibat krisis global diberbagai negara. Indonesia
negara yang mengimpor kedelai untuk mencukupi kebutuhan kedelai karena produksi
kedelai lokal belum bisa mencukupi permintaan kebutuhan kedelai saat ini.
Kenapa mesti impor bukankah Indonesia negera yang subur untuk lahan
pertaniannya ? pertimbangan lain kedelai impor selalu ada, bentuknya
besar-besar dan tidak cepat busuk.
Impor terbesar kedelai Indonesia
berasal dari Amerika Serikat, Malaysia, Argentina, Uruguay, dan Brazil.
Perbedaan Kedelai Lokal dengan Kedelai Impor
Sebenarnya kedelai lokal dengan
kedelai impor mempunyai keunggulan dan kelemahannya dalam hal :
Kedelai lokal mempunyai
keunggulan dalam hal bahan baku untuk pembuatan tahu, rasa tahu lebih lezat,
risiko terhadap kesehatan cukup rendah karena bukan benih transgenic sementara
kedelai impor sebaliknya.
Kedelai lokal mempunyai kelemahan
untuk bahan baku tempe, ukuran kecil atau tidak seragam dan kurang bersih,
kulit ari kacang sulit terkelupas saat proses pencucian kedelai, proses
peragiannpun lebih lama setelah berbentuk tempe proses pengukusan lebih lama
empuknya.
Langkah-langkah untuk
menstabilkan harga kedelai
Menurut Direktur INDEF (Institut fof Development of Economic
and Finance) Enny Sri Hartati untuk menstabilkan harga kedelai di Indonesia
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Mendorong produktivitas kedelai lokal dan
mengurangi ketergantungan impor kedelai dengan memanfaatkan lahan sub optimal
(pasang surut) dan insentif pembiayaan petani kedelai.
2.
Penyediaan infrastruktur seperti jalan, irigasi,
listrik, litbang, sarana komunikasi, dan pasar yang terintegrasi.
3.
Pembangunan sarana logistik dan sarana
perdagangan seperti pergudangan, cold storage di pedesaan agar menjamin
keberlanjutan produksi dan rantau pasoknya.
4.
Pengembangan agroindustri pedesaan untuk
peningkatan nilai tambah produksi kedelai.
5.
Penjaminan stabilitas harga kedelai lokal,
sehingga menjamin keuntungan petani agar terdapat insentif untuk tetap
berproduksi. Komoditas strategis pangan tidak boleh diserahkan kepada mekanisme
pasar, diperlukan badan atau lembaga yang berfungsi sebagai badan penyangga
stok yang berfungsi menjaga stabilisasi harga.
6.
Menciptakan sistem tata niaga yang sehat dan
kompetitif, yakni dengan mereformasi berbagai kebijakan yang berpeluang
menyuburkan terjadinnya kartel.
Sumber : Disarikan dari berbagai sumber
Halaman ini terakhir diubah 02-12-2013 ( 33 views)
Halaman ini terakhir diubah 02-12-2013 ( 33 views)
No comments:
Post a Comment
Mohon Perhatiannya yang ingin berkomentar :
1. Berkomentarlah yang baik dan sopan
2. Tidak dianjurkan meletakan link hidup
3. Disarankan berkomentar sesuai postingan
4. Mohon bershabar apabila komentar belum admin balas
5. Dianjurkan berkomentar menggunakan alamat Url untuk Backlink