Mungkin ini
berita unik yang pernah saya dengar selama ini, katanya harga jengkol harganya
selangit atau naik cukup tajam, yang biasanya di pasaran kalau lagi musim
mahal-mahalnya Rp. 2.000,00 per kilo gram, sekarang harga jengkol diberitakan
harganya Rp. 60.000,00 sampai Rp. 100.000,00 per kilo gram.
Harga-harga
yang sering melambung tinggi untuk pasaran kita seperti harga cabai merah,
harga cabai rawit, tahun ini jadi berita hangat harga bawang merah dan bawang
putih, harga cengkeh dan baru sekarang ini harga jengkol ikutan jadi berita
populer harganya bisa 60 kali lipat dari harga biasanya.
Menurut
berbagai sumber harga hasil pertanian ini bisa melambung tinggi dikarnakan
pasokan kurang dikarnakan cuaca yang menyebabkan hasil panen berkurang,
sedangkan untuk jengkol harga bisa melambung tinggi disebabkan pohon jengkol
sudah sangat langka karena harganya murah, banyak petani jengkol beralih
menebang pohon ke tanaman yang lebih banyak menghasilkan uang.
Teringat
waktu kecil di kampung tepatnya kampung Tarikolot Citangtu Kuningan, yang
namanya pohon jengkol banyak sekali, hampir semua pemilik kebun di kampung
tersebut memiliki pohon jengkol, jadi setiap tahun para petani sering panen
jengkol. Sekarang pohon jengkol sudah berkurang paling-paling satu, dua pohon
yang ada, karena banyak beralih ke pohon yang lebih menjajikan harganya seperti
pohon melinjo, pohon arbasiah (arbise), pohon mahoni, dan pohon-pohon yang
cepat menghasilkan uang.
Keunikan
lagi petani kita, pernah dahulu semasa Presiden Soeharto tahun 1980-an, harga
cengkeh lumayan dipasaran, banyak petani di kampung banyak menanam pohon
cengkeh baik di kebun atau di halaman rumah, harga cukup tinggi, selang 10-15
tahun kemudian harga cengkeh turun drastis dan banyak yang menebang pohon
tersebut dipakarangan rumah dan menggantinya dengan pohon mangga dan lainnya
dan orang tua saya sendiri juga untuk kenang-kenang sampai sekarang masih
menyisakan satu pohon cengkeh di depan rumah, sekarang harga cengkeh mulai juga
naik, yang tadinya pohon yang hampir mati sekarang bisa menghasilkan cengkeh
satu pohon saja bisa Rp. 1 jutaan.
Kalau di
kampung apabila harga jengkol murah, tidak langsung menjualnya ke pasar, untuk
meningkatkan harga jengkol tersebut sering dibuat sepi jengkol, yaitu jengkol
yang sudah tua kemudian di belah mejadi dua (dibuang mata jengkolnya) kemudian
di kubur di atas tanah (buat gundukan tanah yang cukup bagus dari tanah yang
berwarna merah atau campur cadas juga bisa) kemudian di tanam selama 2-4 bulan,
setelah itu jengkol di buka (dibongkar) dari tanah tersebut dan dibersihkan
dari tanah dan akar, harganya bisa mencapai 2-4 kali lipat harga jengkol
tersebut. Akan tetapi sekarang dengan melambungnya harga jengkol di pasaran
sepertinya yang namanya sepi jengkol atau kerupuk jengkol mungkin tidak ada
dipasaran. Yang ada mungkin saja banyak orang yang menanam jengkol, untuk anak
cucu nanti, karena pohon jengkol biasanya bisa berbuah di atas 5 tahunan lebih.
Apakah lebaran 2018 nanti harga jengkol dan daging di pasaran akan mulai melambung tinggi?
ReplyDelete