Dalam rangka ulang tahunKabupaten Cirebon yang ke-531 pemda Kabupaten Cirebon menyelenggarakan Sepeda
Santai dengan Start/Finish Stadion Rangga Jati – Sumber Cirebon. Sepeda Santai
akan diadakan Minggu, 7 April 2013. Untuk memeriahkan acara tersebut pihak
panitia menyediakan hadiah hiburan berupa 2 Motor, 2 Sepeda, 2 HP, 2 TV, 5
Kipas Angin, dan Hadiah menarik lainnya.
Sekilas tentang Sejarah Hari Ulang Tahun Kabupaten Cirebon
Mengawali cerita sejarah ini sebagai Purwadaksina, Purwa Kawitan Daksina
Kawekasan, tersebutlah kerajaan besar di kawasan barat pulau Jawa PAKUAN
PAJAJARAN yang Gemah Ripah Repeh Rapih Loh Jinawi Subur Kang Sarwa Tinandur
Murah Kang Sarwa Tinuku, Kaloka Murah Sandang Pangan Lan Aman Tentrem
Kawontenanipun. Dengan Rajanya JAYA DEWATA bergelar SRI BADUGA
MAHARAJA PRABU SILIWANGI Raja Agung, Punjuling Papak, Ugi Sakti Madraguna,
Teguh Totosane Bojona Kulit Mboten Tedas Tapak Paluneng Pande, Dihormati,
disanjung Puja rakyatnya dan disegani oleh lawan-lawannya.
Raja Jaya Dewata menikah dengan Nyai Subang Larang dikarunia 2 (dua)
orang putra dan seorang putri, Pangeran Walangsungsang yang lahir pertama tahun
1423 Masehi, kedua Nyai Lara Santang lahir tahun 1426 Masehi. Sedangkan Putra
yang ketiga Raja Sengara lahir tahun 1428 Masehi. Pada tahun 1442 Masehi
Pangeran Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis Putri Ki Gedheng Danu
Warsih dari Pertapaan Gunung Mara Api.
Mereka singgah di beberapa petapaan antara lain petapaan Ciangkup di
desa Panongan (Sedong), Petapaan Gunung Kumbang di daerah Tegal
dan Petapaan Gunung Cangak di desa Mundu Mesigit, yang terakhir sampe ke Gunung
Amparan Jati dan disanalah bertemu dengan Syekh Datuk Kahfi yang berasal dari
kerajaan Parsi. Ia adalah seorang Guru Agama Islam yang luhur ilmu dan budi
pekertinya. Pangeran Walangsungsang beserta adiknya Nyai Lara Santang dan
istrinya Nyai Endang Geulis berguru Agama Islam kepada Syekh Nur Jati dan
menetap bersama Ki Gedheng Danusela adik Ki Gedheng Danuwarsih. Oleh Syekh Nur
Jati, Pangeran Walangsungsang diberi nama Somadullah dan diminta untuk membuka
hutan di pinggir Pantai Sebelah Tenggara Gunung Jati (Lemahwungkuk sekarang).
Maka sejak itu berdirilah Dukuh Tegal Alang-Alang yang kemudian diberi nama
Desa Caruban (Campuran) yang semakin lama menjadi ramai dikunjungi dan dihuni
oleh berbagai suku bangsa untuk berdagang, bertani dan mencari ikan di laut.
Danusela (Ki Gedheng Alang-Alang) oleh masyarakat dipilih sebagai Kuwu
yang pertama dan setelah meninggal pada tahun 1447 Masehi digantikan oleh
Pangeran Walangsungsang sebagai Kuwu Carbon yang kedua bergelar Pangeran
Cakrabuana. Atas petunjuk Syekh Nur Jati, Pangeran Walangsungsang dan Nyai Lara
Santang menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci Mekah.
Pangeran Walangsungsang mendapat gelar Haji Abdullah Iman dan adiknya
Nyai Lara Santang mendapat gelar Hajah Sarifah Mudaim, kemudian menikah dengan
seorang Raja Mesir bernama Syarif Abullah. Dari hasil perkawinannya dikaruniai
2 (dua) orang putra, yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah.
Sekembalinya dari Mekah, Pangeran Cakrabuana mendirikan Tajug dan Rumah Besar
yang diberi nama Jelagrahan, yang kemudian dikembangkan menjadi Keraton
Pakungwati (Keraton Kasepuhan sekarang) sebagai tempat kediaman bersama Putri
Kinasih Nyai Pakungwati. Setelah Kakek Pangeran Cakrabuana Jumajan Jati Wafat,
maka Keratuan di Singapura tidak dilanjutkan (Singapura terletak + 14 Km
sebelah Utara Pesarean Sunan Gunung Jati) tetapi harta peninggalannya digunakan
untuk bangunan Keraton Pakungwati dan juga membentuk prajurit dengan nama Dalem
Agung Nyi Mas Pakungwati. Prabu Siliwangi melalui utusannya, Tumenggung
Jagabaya dan Raja Sengara (adik Pangeran Walangsungsang), mengakat Pangeran
Carkrabuana menjadi Tumenggung dengan Gelar Sri Mangana.
Pada Tahun 1470 Masehi Syarif Hiyatullah setelah berguru di Mekah,
Bagdad, Campa dan Samudra Pasai, datang ke Pulau Jawa, mula-mula tiba di Banten
kemudian Jawa Timur dan mendapat kesempatan untuk bermusyawarah dengan para
wali yang dipimpin oleh Sunan Ampel. Musyawarah tersebut menghasilkansuatu
lembaga yang bergerak dalam penyebaran Agama Islam di Pulau Jawa dengan nama
Wali Sanga.
Sebagai anggota dari lembaga tersebut, Syarif Hidayatullah datang ke
Carbon untuk menemui Uwaknya, Tumenggung Sri Mangana (Pangeran Walangsungsang)
untuk mengajarkan Agama Islam di daerah Carbon dan sekitarnya, maka
didirikanlah sebuah padepokan yang disebut pekikiran (di Gunung Sembung
sekarang).
Setelah Sunan Ampel wafat tahun 1478 Masehi, maka dalam musyawarah Wali
Sanga di Tuban, Syarif Hidayatullah ditunjuk untuk menggantikan pimpinan Wali
Sanga. Akhirnya pusat kegiatan Wali Sanga dipindahkan dari Tuban ke Gunung
Sembung di Carbon yang kemudian disebut puser bumi sebagai pusat kegiatan
keagamaan, sedangkan sebagai pusat pemerintahan Kesulatan Cirebon berkedudukan
di Keraton Pakungwati dengan sebutan GERAGE. Pada Tahun 1479 Masehi, Syarif
Hidayatullah yang lebih kondang dengan sebutan Pangeran Sunan Gunung Jati
menikah dengan Nyi Mas Pakungwati Putri Pangeran Cakrabuana dari Nyai Mas
Endang Geulis. Sejak saat itu Pangeran Syarif Hidayatullah dinobatkan sebagai
Sultan Carbon I dan menetap di Keraton Pakungwati.
Sebagaimana lazimnya yang selalu dilakukan oleh Pangeran Cakrabuana mengirim upeti ke Pakuan Pajajaran, maka pada tahun 1482 Masehi setelah Syarif
Hidayatullah diangkat menajdi Sulatan Carbon membuat maklumat kepada Raja
Pakuan Pajajaran PRABU SILIWANGI untuk tidak mengirim upeti lagi karena
Kesultanan Cirebon sudah menjadi Negara yang Merdeka. Selain hal tersebut
Pangeran Syarif Hidayatullah melalui lembaga Wali Sanga rela berulangkali
memohon Raja Pajajaran untuk berkenan memeluk Agama Islam tetapi tidak berhasil. Itulah penyebab yang utama mengapa Pangeran Syarif Hidayatullah
menyatakan Cirebon sebagai Negara Merdeka lepas dari kekuasaan Pakuan
Pajajaran.
Peristiwa merdekanya Cirebon keluar dari kekuasaan Pajajaran tersebut, dicatat
dalam sejarah tanggal Dwa Dasi Sukla Pakca Cetra Masa Sahasra Patangatus
Papat Ikang Sakakala, bertepatan dengan 12 Shafar 887 Hijiriah atau 2April 1482 Masehi yang sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Cirebon
Sumber : http://www.cirebonkab.go.id
Artikel terkait :
Artikel terkait :
Next event bisa di publikasikan di eventcirebon.blogspot.com :) mampir yaa...
ReplyDeleteTerima kasih infonya, Insya Allah mampir
Delete