Saling Indonesia. Postingan sebelumnya pada blog ini, Masjid
Kubah Emas Syiar Islam Indonesia, pada kesempatan ini saya posting kembali
sebuah artikel mengenai Masjid Ajaib di Indonesia.
Ternyata Indonesia mempunyai berbagai macam keunikan atau
keanehan yang merupakan kekayaan dan kebanggaan negeri tercinta Indonesia,
sebagai salah satu keunikan dan keanehan atau orang bilang Masjid Ajaib.
Masjid Ajaib atau juga Masjid Tiban adalah sebenarnya Pondok Pesantren Salafiah
Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang terletak di Turen, Kabupaten
Malang, Jawa Timur. Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir
Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah). Nama yang cukup panjang yang mempunyai makna Laut
Madu atau, "Fadilah Rohmat" (Segarane, Segara, Madune, Fadhole
Rohmat-terjemahan Bahasa Jawa)
Disebut Masjid tiban karena Konon masjid yang sangat megah ini dibangun
tanpa sepengetahuan warga sekitar, dan menurut mitos dibangun oleh jin dalam
waktu hanya semalam. Namun, ketika desas-desus ini dikonfirmasi kepada “orang
dalam”, dikatakan bahwa pembangunan masjid – yang sebenarnya merupakan kompleks
pondok pesantren secara keseluruhan – semua bersifat transparan karena
dikerjakan oleh santri dan jamaah. Bantahan dari “orang dalam” itu jelas sekali
terpampang di depan meja penerima tamu dengan tulisan besar-besar, “Apabila ada
orang yang mengatakan bahwa ini adalah pondok tiban (pondok muncul dengan
sendirinya), dibangun oleh jin dsb., itu tidak benar. Karena bangunan ini
adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah yang
murni dibangun oleh para santri dan jamaah.”
Pondok Pesantren tersebut konon mulai dibangun pada tahun 1978 oleh Romo
Kiai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, atau yang
akrab disapa Romo Kiai Ahmad. Bangunan utama pondok dan masjid tersebut sudah mencapai
10 lantai, tingkat 1 sampai dengan 4 digunakan sebagai tempat kegiatan para Santri
Pondokan, lantai 6 seperti ruang keluarga, sedangkan lantai 5, 7, 8 terdapat
toko-toko kecil yang di kelola oleh para Santriwati (Santri Wanita), berbagai
macam makanan ringan dijual dengan harga murah, selain itu ada juga
barang-barang yang dijual berupa pakaian Sarung, Sajadah, Jilbab, Tasbih dan
sebagainya.
Tak hanya unik, di dalam ponpes tersebut juga tersedia kolam renang,
dilengkapi perahu yang hanya khusus untuk dinaiki wisatawan anak-anak. Di dalam
komplek ponpes itu juga terdapat berbagai jenis binatang seperti kijang,
monyet, kelinci, aneka jenis ayam dan burung.
Arsitek dari pembangunan ponpes ini bukanlah seseorang yang belajar dari
ilmu arsitektur perguruan tinggi, melainkan hasil dari istikharah pemilik
pondok, KH Achmad Bahru Mafdloludin Sholeh. Karenanya, bentuknya menjadi sangat
unik, seperti perpaduan timur tengah, china dan modern. Untuk pembangunannya
pun tidak menggunakan alat-alat berat dan modern seperti halnya untuk membangun
gedung bertingkat. Semuanya dikerjakan oleh para santri yang berjumlah 250
orang dan beberapa penduduk di sekitar pondok. Romo Kiai sudah mulai membangun
pondok dengan material apa adanya. Contohnya, waktu itu adanya baru batu merah
saja maka batu merah itulah yang dipasang dengan luluh (adonan) dari tanah liat
(lumpur atau ledok).
Sejarah
Masid Turen merupakan sebuah pondok pesantren. Nama Pondok Pesantren
(Ponpes) Salafiyah adalah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a
Fadlrah), yang terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur No.10, RT 07
/ RW 06 Desa Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang. Menurut salah seorang panitia,
ponpes tersebut artinya segarane, segara, madune, Fadhole Rohmat. Rintisan
Ponpes Bi Ba’a Fadlrah ini dimulai pada 1963 oleh Romo Kyai Haji Ahmad Bahru
Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahmat Alam, atau yang akrab disapa Romo Kyai
Ahmad.
Ponpes ini dibangun sejak tahun 1978 di areal seluas 4 hektare, dan
kira-kira baru 1,5 hektare dari luas tanah itu yang digunakan untuk bangunan
utamanya. Arsitektur bangunannya sangat menawan. Sangat serius. Ini terlihat di
setiap detail ornamennya. Benar-benar tak disangka, jika di sebuah desa kecil
Sananrejo, Turen, Kabupaten Malang berdiri sebuah bangunan yang arsitekturnya
yang bisa membuat hati berdecak kagum. Begitu datang ke sini, pengunjung akan
disambut oleh sebuah wahana demi wahana, dari melangkahkan kaki untuk pertama
kalinya di dalam bangunan pondok pesantren ini, sampai keluar. Dari tingkat
pertama sampai dengan tingkatnya yang ke sepuluh.
Lebih dari itu, arsitektur yang dipakai bukan hasil ilmu dan imajinasi
seorang arsitek yang handal. Tapi dari hasil istikharah si pemilik pondok, KH
Ahmad Bahru Mafdlaludin Soleh. Bangunan ini tidak dapat diperkirakan jadinya,
sekarang sudah 10 lantai dibangun, bisa jadi nanti ditambah atau bisa-bisa
dikurangi. Karena semua tergantung istikharah Romo Kyai (Kyai Ahmad, pen.). Romo
Kyai juga yang ngepaskan amalan-amalan. Mungkin karena itu, banyak berita bahwa
bangunan ini adalah masjid tiban (tiba-tiba ada). Padahal ini bukan masjid tapi
ponpes, Gus Alief (santri) berkata “tiap hari selalu datang pengunjung dari
berbagai kota ke ponpes ini. Di buku tamu pun berbagai komentar tentang
keindahan ponpes ini tertulis. Bahkan, tak jarang ada yang mengaku tersentuh
hatinya ketika memasuki sebuah ruang. Tiap orang berbeda.”
Sejak tahun 1978, Kyai Ahmad murid Kiai Sahlan di Sidoarjo ini memilih Turen
untuk mendirikan ponpesnya. Sejak itulah, dengan dibantu oleh para santrinya,
Kiai Ahmad memulai pembangunan ponpes dengan alat pertukangan sederhana dan
proses belajar sendiri. Jadi jangan heran kalau akhirnya santri-santrinya punya
spesialis ketrampilan. Santri Kiai Ahmad sekarang ada 32 yang sudah berkeluarga
dan tinggal di sini. Jadi bisa dihitung tambahan santrinya. Sedang yang belum
berkeluarga ada 37 orang. Semua santri itulah yang menjadi tukang sekaligus mandor
bangunan ini. Mereka bekerja tidak menggunakan alat-alat berat modern. Semua
dikerjakan sendiri.
Dengan belajar langsung dalam pembangunan ponpes inilah para santri diajar
mengaji kehidupan sehari-hari. Mereka yang sudah berkeluarga pun yang belum
akan memiliki peran sendiri-sendiri Di ponpes ini, orang bertabiat A sampai Z
ada. Di sinilah mereka tersentuh hatinya. Dengan ikut berpartisipasi ini mereka
mengamalkan ajaran cinta bukan pahala.
Harus diakui, lamanya proses pembagunan ponpes ini mengisyaratkan perlunya kesabaran dan keikhlasan. Tiap detil ornamen
harus digarap dengan sabar dan teliti. Selain pekerjaan yang tak mudah itu,
sebagai tukang, para santri juga bukan orang yang dibayar. Keikhlasanlah yang
akhirnya menjadi oase di dalam hatinya. “Semua itu tentu saja sumbernya dari
cinta. Dalam agama kita diajarkan itu semua. Dengan menjalani itu semua para
santri membersihkan hatinya dari penyakit-penyakit hati. Kalau raganya yang
sakit, datang ke sini maka yang disembuhkan adalah hatinya dulu,” urai Gus
Alief. Sesudah itu semua, yang tak boleh dilupakan adalah ibadah syukur.
“Ngibadah syukur tidak ada berhentinya. Yang tidak bisa, ya kita doakan saja.”
Pungkas Gus Alief.
Arsitektur
Arsitektur bangunan yang mengagumkan dapat dilihat mulai pos depan masjid
yang bergaya seperti candi hingga kompleks di dalam bangunan utama. Kubah-kubah
bergaya India yang diukir tulisan Arab konon semua dikerjakan oleh santri
pondok sendiri. Masjid ini terdiri dari 10 lantai yang dapat ditelusuri
menggunakan lift atau tangga. Ornamen-ornamen ethnik dengan gaya Arab berlapis
warna emas menghiasi dinding berbagai ruangan dan koridor. Di lantai dasar,
bisa membeli aneka cinderamata untuk oleh-oleh. Sedangkan di lantai teratas,
akan disuguhi pemandangan indah dari keseluruhan areal masjid.
Seni arsitektur yang sangat mengagumkan telah ditunjukkan ornamen-ornamen
yang berada di tempat ini. Perpaduan gaya arsitektur Arab, India, China tampak
terlihat dengan jelasnya. Dengan corak warna yang beragam membuat kesan
bangunan sekilas bukan sebuah masjid. Sebenarnya ini adalah sebuah bangunan
pondok pesantren. Terdapat salah satu ruang di sebelah kanan pintu masuk
bangunan. Ruang tersebut nampak terdapat berbagai hiasan yang mirip sebuah
penginapan. Baik hiasan yang tergantung di langit-langit ruangan maupun yang
ditempelkan pada dinding ruangan. Bahkan, meja kursi yang terdapat di sana
terbuat dari bahan kayu yang bentuknya sangat artistic.
Jika memasuki salah satu ruangan, di ruang tersebut akan terhubung oleh
suatu pintu. Sehingga bisa memasuki ruangan yang lain, dimana tiap ruang
mempunyai desain ruangan yang berbeda-beda. Jadi, kita tidak akan bosan
memasuki ruang demi ruang. Dominasi desain ruangannya tidak jauh-jauh dari gaya
kaligrafi. Kaligrafi dengan berbagai model, jenis, warna, bentuk, dan corak.
Adanya salah satu jenis hiasan yang terdapat dalam salah satu ruang. Jam klasik
ini tampak begitu bagus diletakkan di tengah-tengah ruangan. Ditempatkan di
depan dinding yang bercorak kaligrafi dengan penataan yang sangat mengagumkan.
Bangunan pondok pesantren ini ada lift. Tidak begitu mengherankan jika di
sini terdapat lift, karena bangunan ini terdiri 10 lantai. Meskipun belum
sepenuhnya selesai dibangun, masih ada anak tangga ataupun jalan yang
menghubungkan antar ruang atau antar lantai yang landai. Sehingga tidak
merasakan naik ke lantai berikutnya. Jikalau merasa capai ketika berjalan, ada
banyak tempat untuk beristirahat. Ada yang berupa kursi dari kayu jati dengan
desain yang unik. Dan di salah satu ruang di lantai atas terdapat jenis ornamen
yang menurut saya sangat bagus. Berupa kursi singgasana dengan hiasan warna
kuning keemasan, simbol kemewahan nan anggun. Hiasan bergaya India dengan
perpaduan rangkaian kaligrafi di beberapa bagiannya.
Juga terdapat gaya modern yang menghiasi berbagai ornamen yang ada di aksesoris
maupun dinding-dinding bangunan ini. Ada kolam berukuran cukup besar, yang
lengkap berisi ikan aneka ukuran di lantai bagian atas. Jenis yang terlihat
saat itu adalah ikan koi, ikan emas, dan lain sebagainya. Adanya kubah-kubah
yang berhiaskan semacam motif berwarna-warni yang semarak. Dimana di depannya
diletakkan sejenis pohon kurma buatan. Yang unik, pohon kurma buatan ini
terdapat lampu-lampu kecilnya, jika dinyalakan, akan tampak kelap-kelip. Yang
lebih mengagumkan, di lantai atas lagi terdapat kebun jagung yang tumbuh subur.
Juga terdapat semacam pekarangan yang disulap mirip kandang sebagai
pemeliharaan beberapa ekor monyet yang sedang berlompatan ke sana-kemari.
Di bagian belakang adalah bangunan ponpes yang masih dalam tahap
pengerjaan. Meski demikian, nampak anggun dan mewah unsur seni yang terdapat
dalam ornamen-ornamennya. Di bagian dalam ada beberapa musholla. Untuk
laki-laki terpisah dari musholla wanita. Di beberapa bagian musholla masih
terlihat pengerjaan yang belum selesai, tapi sudah bisa digunakan. Meski belum
selesai, beberapa kamera CCTV sudah terpasang di bagian dalam musholla. Yang
unik adalah jalan menuju ke musholla ini dan tempat wudhu. Dengan suasana yang
agak gelap, kita harus melewati beberapa lorong yang hanya cukup untuk dua
orang saja. Bentuk lorong pun tidak selalu lurus, terkadang ada yang berbelok
maupun malah menuju ke lantai yang lebih atas. Jika salah masuk lorong, dijamin
tidak akan sampai ke musholla. Ini juga mungkin yang membuat ponpes ini unik
dan menarik buat dikunjungi.
Luar bangunan jalan yang akan menuntun menuju tempat luar bangunan.
Sebenarnya ketika ke luar menuju bangunan ini (di lantai atas) terdapat aneka
kios yang menjajakan berbagai macam suvenir. Usai berjalan kembali sampai
menuju ke lantai paling dasar, halaman bangunan ponpes ini. Dimana di bagian
ini terdapat tempat peristirahatan yang lebih mirip bergaya kerajaan berwarna
putih di hampir semua bagiannya. Tempat ini dibedakan tempatnya untuk pria dan wanita.
Berbagai macam tempat duduk diletakkan disini. Sehingga kita bisa melepaskan
penat usai "berkelana" di tempat ini sambil menikmati pemandangan
pepohonan yang ada di sekitar. Aneka ornamen menghiasi dinding dan pilar-pilar
yang terdapat di dalamnya. Sehingga kesan istimewa dan mewah patut disematkan
di tempat ini. Sangat istimewa dengan segala pernak-pernik dan ornamennya.
Perpaduan warna putih, biru, krem, kuning, dan lainnya terlihat sangat kompak
dan padu.
Namun yang lebih unik lagi adalah di berbagai sudut ruangan tidak dijumpai kotak
amal yang biasanya lazim di jumpai di salah satu sudut tempat peribadatan.
Ketika berjalan menuju ke arah pintu ke luar, di salah satu sudut dindingnya
terdapat kaligrafi berukuran besar yang "menempel" di sini. Ini
adalah salah satu dari sekian banyak kaligrafi yang ada.
Di akhir kunjungan pengujung diminta mengisi pendapat tentang ponpes ini.
Berbagai komentar pun ada, yang kebanyakan menyatakan kekaguman akan kemegahan
dan kemewahan bangunan ponpes ini. Bahkan ada yang mengaku tersentuh hatinya
ketika memasuki sebuah ruangan. Luar biasa. Yang menarik, setelah kita
menuliskan pendapat, kita tidak ditarik uang sepeser pun. Ada satu papan yang
didalamnya dipasang beberapa kliping berita di surat kabar tentang ponpes ini.
Di situ juga ada semacam bantahan bahwa ponpes ini dibangun oleh bangsa jin.
Tujuan Untuk Dibangun
Masjid ini selain sebagai tempat ibadah juga sebagai pemersatu umat Islam
dalam mengkaji Islam. Karena selain berfungsi sebagai masjid, tempat ini juga
sebagai pondok pesantren yang berfungsi untuk mempelajari Islam secara dalam.
Bangunannya yang indah dan megah membuat banyak orang yang datang untuk
berkunjung ke masjid Turen ini. Mereka mengaggumi kuasa sang pencipta, karena
atas hidayahnya yang telah diberikan kepada para pendiri dan masyarakat sekitar
masjid ini dapat berdiri kokoh. Dengan adanya masjid itu, banyak masyarakat
yang mendalami islam secara baik.
Bagi yang
ingin mengenal selengkapnya tentang Masjid Ajaib bisa berkunjung ke situs resmi
klik di sini : http://ponpesbibaafadlrah.or.id/ Pondok
Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah (Bi Ba’a Fadlrah).
Situs ini dibuat untuk menjawab kebutuhan masyarakat luas yang ingin mengetahui
tentang keberadaan PP Salafiyah Bi Ba’a Fadlrah yang berada di Jalan
Wakhid Hasyim Gang Anggur No. 7, RT 27 / RW 06, Sananrejo, Turen, Malang 65175.
Sumber : Wikipedia dan berbagai sumber
Halaman ini terakhir diubah 08-12-2013 ( 125 views)
No comments:
Post a Comment
Mohon Perhatiannya yang ingin berkomentar :
1. Berkomentarlah yang baik dan sopan
2. Tidak dianjurkan meletakan link hidup
3. Disarankan berkomentar sesuai postingan
4. Mohon bershabar apabila komentar belum admin balas
5. Dianjurkan berkomentar menggunakan alamat Url untuk Backlink